Pelatihan Antenatal Care (ANC) Terpadu

0 komentar

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara mengadakan Pelatihan Antenatal Care (ANC) Terpadu untuk bidan desa pada tanggal 23 sampai 25 Juni 2014. Sebanyak 40 orang bidan desa dari Puskesmas Wawolesea dan Puskesmas Lasolo mengikuti pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.

Pelatihan hari pertama pada tanggal 23 Juni menghadirkan 4 orang narasumber. Ibu Nurhayati, S.ST dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara menyampaikan materi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan setiap bidan dalam memberikan pelayanan antenatal bagi ibu hamil. Ibu Hespi Jafar, SKM, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara memaparkan materi tentang imunisasi dan penyakit menular. Dalam pemaparannya, ibu Hespi banyak membahas tentang penyakit-penyakit menular yang penting diperhatikan bidan dalam melakukan pemeriksaan kehamilan seperti malaria dan HIV/AIDS. Narasumber lainnya, Dr. Ronny Yakub dan Safiudin Alibas dari Tim Bantuan Teknis Provinsi Sulawesi Tenggara memaparkan materi tentang kebijakan pemerintah provinsi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

Pada hari kedua pelatihan, peserta melakukan praktik penatalaksanaan ANC pada ibu hamil di Puskesmas Molawe. Peserta dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu Kelompok Puskesmas Wawolesea dan Kelompok Puskesmas Lasolo. Setiap bidan mendapatkan kesempatan untuk berlatih menerapkan 10 langkah dalam ANC (pemeriksaan kehamilan) sementara anggota kelompoknya mengamati langkah-langkah yang dilakukan sesuai prosedur yang sudah diajarkan. Peserta kemudian kembali ke tempat pelatihan untuk mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat praktik ANC.  Ibu Nurmaida, S.ST memaparkan materi tentang gizi seimbang pada ibu hamil. 

Pelatihan hari ketiga diawali dengan pamaparan materi oleh Ibu Tuti, SKM dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara yang menjelaskan tentang Kelas Ibu Hamil. Materi disampaikan dalam dua sesi yaitu sesi pagi untuk teori dan sesi siang untuk praktik. Diakhir sesi dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilaksanakan oleh para bidan di wilayah kerja masing-masing.

Dari hasil evaluasi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, pelatihan ANC telah memberikan manfaat besar dalam meningkatkan kualitas tenaga kebidanan. Hasil nyata dari pelatihan tersebut diantaranya adalah :
  • Meningkatnya pemahaman bidan tentang ANC sebagai syarat utama dalam melakukan pelayanan kesehatan pada ibu hamil. 
  • Bidan yang sudah mengikuti pelatihan mampu menerapkan ANC pada ibu hamil, penanganan persalinan, dan perawatan persalinan. Kemampuan mereka telah diuji melalui praktik langsung pemeriksaan terhadap ibu hamil di Puskesmas Molawe dengan pendampingan dan evaluasi dari bidan senior yang telah berpengalaman di bidangnya.  
  • Meningkatnya pengetahuan bidan tentang imunisasi, penyakit menular dan gizi seimbang pada ibu hamil.
  • Adanya rencana kerja tindak lanjut paska pelatihan yang akan dilakukan oleh para bidan di daerah kerjanya masing-masing. 
Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara akan memberikan penghargaan kepada bidan desa berprestasi dan bidan desa teladan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Penghargaan tersebut diberikan untuk memotivasi pada bidan agar bekerja lebih giat, tanpa pamrih, disiplin dan lebih terampil. 





Posted by Project BASICS North Sulawesi

Sosialisasi Kemitraan Bidan, Dukun Bayi dan Kader Posyandu di Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara

0 komentar


Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, mengadakan Sosialisasi Kemitraan Bidan, Dukun Bayi dan Kader Posyandu. Sosialisasi yang diadakan pada tanggal 28 Mei 2014 di Aula Kantor Kecamatan Lasolo ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kemitraan dan kerjasama para pihak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta membangun kemitraan antara bidan, dukun bayi, kader posyandu dan Tim Penggerak PKK di 2 Puskesmas yang ada di Kecamatan Lasolo. Kegiatan sosialisasi yang ini dihadiri oleh 170 orang yang terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, aparat desa dan kecamatan, staf Puskesmas Wawolesea dan Puskesmas Lasolo, bidan desa, dukun bersalin/sando, Tim Penggerak PKK Kabupaten dan Kecamatan, serta kader posyandu. 

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, dalam sambutannya berharap program kerjasama dengan BASICS dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu dan anak di Kabupaten Konawe Utara. Meskipun jumlah kematian ibu melahirkan hanya ada 1 kasus pada tahun 2013, akan tetapi harus tetap waspada dan terus berupaya mengupayakan nol kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Konawe Utara. Meskipun angka kematian ibu relatif rendah, tetapi angka kematian bayi di Kabupaten Konawe Utara masih tergolong tinggi, khususnya di Kecamatan Lasolo. Melalui program kemitraan bidan, dukun, dan kader posyandu serta penggerak PKK, Kepala Dinas berharap akan bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kecamatan Lasolo. Keberhasilan program ini di Kecamatan Lasolo akan dikembangkan di kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kabupaten Konawe Utara.

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara sangat berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dibuktikan dengan percepatan pembangunan fisik fasilitas kesehatan di setiap kecamatan dan desa, mulai dari Puskesmas, Pustu, Posyandu dan Rumah Sakit Umum Daerah di Kabupaten. Kedepannya, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara akan lebih fokus pada program penimgkatan kapasitas tenaga kesehatan dan pemberdayaan bagi masyarakat, khususnya pada kader posyandu dan PKK. 

Dalam cara ini diadakan juga penandatanganan kesepatakan pelaksanaan kemitraan antara bidan, dukun bersalin, kader posyandu dan PKK di Kecamatan Lasolo sebagai proyek percontohan. Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Kepala Dinas Kabupaten Konawe Utara dan Camat Lasolo atas nama pemerintah dan masyarakat Kecamatanan Lasolo, dengan disaksikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Konawe Utara, Ketua Dharma Wanita Kabupaten Konawe Utara, para kepala desa dan masyarakat yang hadir dalam pertemuan. 

Kegiatan sosialisasi ditutup oleh Ketua Tim Penggerak PKK, Ibu Isyatin Aswad Sulaiman. Dalam sambutannya beliatu menyampaikan beberapa pesan agar para bidan lebih memperhatikan koordinasi dengan dukun bersalin dan anggota PKK, menjaga dan terus membina kemitraan yang sudah terbangun, akan mengupayakan adanya insentif bagi dukun bersalin dan kader posyand, serta kepada para bidan agar tidak sering meninggalkan desa dan agar selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat di tempat mereka bertugas. 


Posted by Project BASICS North Sulawesi

Pelatihan Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Konawe Utara

0 komentar

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, mengadakan Pelatihan Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi (atau biasa disebut “Sando” oleh masyarakat setempat). Pelatihan yang diadakan selama 3 hari dari tanggal 17 sampai 19 Juni 2014 ini dihadiri oleh 27 orang bidan desa dan 19 orang dukun bayi. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, pelatihan ini bertujuan untuk antara lain untuk : a) mendekatkan hubungan interpersonal antara bidan dan dukun bersalin, b) meningkatkan pengetahuan dukun bayi dalam melaksanakan deteksi dini ibu hamil, pengenalan tanda bahaya pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi serta cara-cara melaksanakan rujukan; c) meningkatkan alih peran dukun bersalin dari penolong persalinan menjadi mitra bidan dalam merawat ibu hamil, ibu nifas, dan bayi. 

Proses pelatihan 

Hari pertama, tanggal 17 Juni 2014. Sesi pertama dimulai dengan perkenalan dan penyusunan kontrak belajar serta menuliskan harapan dan kekhawatiran dari peserta pelatihan. Kemudian dilanjutkan sesi pemaparan materi oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara yaitu Bapak Awaludin,M.Kes (Kabid. Kesehatan Dasar). Materi yang disampaikan yaitu Pelayananan Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Konawe Utara. Materi yang disampaikan meliputi kebijakan pelayanan kesehatan, gambaran kondisi kesehatan masyarakat khususnya ibu hamil dan bayi, serta upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten dalam melaksanakan kemitraan bidan dan dukun. 

Setelah istirahat siang, Fasilitator (Husen, S.KM) memandu sesi pemaparan materi tentang peran bidan dan sando sebagai mitra dan teman. Materi yang disampaikan yaitu mengenai tugas atau peran yang dilakukan bidan selama proses kehamilan, persalinan dan masa nifas, begitupun juga peran atau tugas dukun selama kehamilan, persalinan dan masa nifas. Fasilitator juga memberikan contoh-contoh kemitraan bidan dan dukun yang sudah dilakukan di beberapa Puskesmas dan wilayah di Sulawesi Tenggara, seperti Puskesmas di wilayah Kecamatan Onembute Kabupaten Konawe Utara. Pada sesi sore, Bapak Safiudin Alibas, M.Kes dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan anggota TBTP (Tim Bantuan Teknis Provinsi untuk Proyek BASICS) menyampaikan materi tentang kemitraan bidan dan dukun yang lebih ditekankan pada aspek bagaimana membangun hubungan emosional antara kedua pihak. Beliau juga menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya mewujudkan kemitraan antara bidan dan dukun. 

Hari kedua, tanggal 18 Juni 2014. Peserta diajak berdiskusi secara kelompok untuk mengenali tanda-tanda bahaya pada masa kehamilan. Setelah istirahat siang, materi dilanjutkan dengan pemutaran video tentang kemitraan bidan dan dukun bayi di beberapa daerah di Indonesia. Kemudian setelah itu fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan hal-hal menarik dari video yang ditayangkan. Pada sesi sore, peserta kembali berdiskusi dalam kelompok mengenai pembagian tugas antara bidan dan dukun bayi selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. 

Hari ketiga, 19 Juni 2014. Sesi pagi dimulai dengan pemaparan materi mengenai peran bidan dan dukun selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas. Materi ini disampaikan oleh Bapak Awaludin,M.Kes. Materi ini menekankan pada apa yang harus dilakukan bidan pada masa kehamilan (terkait antenatal care)saat persalinandan masa nifas. Dibahas juga hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dukun bayi pada masa kehamilan, saat persalinan, dan masa nifas. Setelah pemaparan materi, sesi dilanjutkan dengan penyusunan kesepakatan kemitraan antara bidan dan dukun. Point-point kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh kepala Puskesmas, bidan desa, dukun bayi, dan kepala desa setempat. Sebelum acara penutupan dilakukan penyusunan Rencana Tindak Lanjut untuk masing-masing bidan di 2 Puskesmas di Kecamatan Lasolo dan Rencana Tindak Lanjut untuk dukun bayi di Kecamatan Lasolo.
Salah seorang peserta, Ny.Muhartin, dukun bayi dari Desa Toreo di wilayah Puskesmas Wawolesea memberikan kesannya terhadap pelatihan yang diadakan :“Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini, pengetahuan kami bertambah dan lebih penting lagi kami para dukun atau sando bisa bersatu membantu ibu-ibu bidan desa, ke depannya kita tidak ragu lagi untuk membantu karena sudah ada perjanjian tertulis, saya juga berterima kasih kepada teman-teman dukun yang sudah memilih saya menjadi ketua organisasi dukun bersalin di Konawe Utara, ke depannya saya akan memperjuangkan supaya semua dukun di Konawe Utara dapat pelatihan seperti ini supaya tidak ada lagi kematian ibu dan bayi”.


(Penulis : Kiki Sriyanti, District Facilitator BASICS Project Sulawesi Tenggara)

Survei dan Analisis Data Kesehatan dan Pendidikan di Kab. Konawe Utara

0 komentar

Tahun 2014, Kabupaten Konawe Utara menjadi salah satu mitra kerja projek BASICS di Sulawesi Tenggara. kabupaten ini merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Konawe, yang secara resmi dibentuk pada tanggal 2 Juli Tahun 2007. Luas wilayahanya 487,746 km2 dengan jumlah penduduk 53.657 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan.


Pada pertengahan Januari 2014, Tim BASICS Sulawesi Tenggara melakukan survey dan pemetaan kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Konawe Utara. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Konawe Utara. Di bidang kesehatan fokus pada Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi/Balita (AKB) sedangkan di bidang pendidikan yaitu fokus pada Angka Partisipasi Murni (APM). Data-data tersebut diperlukan untuk melihat sejauhmana komitmen daerah dalam mendorong pencapaian MDG’s dan peningkatan SPM di bidang pendidikan dan kesehatan. Tim survey yang beranggotakan 4 orang terdiri dari Kiki Sriyanti (DF), Iman (UNHAS-Makassar), Masjuri (Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara) dan Husin (Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe Utara) melakukan survey dan pengumpulan data selama 4 hari di 10 kecamatan di Kabupaten Konawe Utara. Perjalanan dimulai dengan mengunjungi Puskesmas, SD dan SMP di setiap Kecamatan. 

Di setiap kecamatan, Tim mensurvey dan mengumpulkan data profil Puskesmas, profil sekolah serta data SPM. Untuk pendidikan, Tim hanya mensurvey 1 Sekolah Dasar (SD) dan 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedangkan untuk kesehatan fokus pada  Puskesmas. Dari data-data yang diperoleh Tim kemudian mengolah, menganalisis dan menyusun data tersebut dalam sebuah format yang sudah dipersiapkan.  Di Kabupaten Konawe Utara, ada 13 Puskesmas yang tersebar di 10 kecamatan.

Tabel. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Konawe Utara
Kecamatan
Jumlah Puskesmas
Nama Puskesmas
Letak
Motui
1
Matandahi
Kel. Bende
Sawa
1
Sawa
Kel.Sawa
Lembo
1
Lembo
Kel.Lembo
Lasolo
2
Wawolesea dan Lasolo
Ds.Wawolesea, Kel.Tinobu
Molawe
2
Tapunggaya dan Molawe
Ds.Tapunggaya, Kel.Molawe
Andowia
1
Andowia
Kel.Andowia
Asera
1
Asera
Ds.Wa Lasolo
Oheo
1
Landawe
Ds.Laroonaha
Wiwirano
2
Hialu dan Lamparinga
Ds.Hialu, Ds.Lamonae
Langgikima
1
Langgikima
Kel.Langgikima

Infrastruktur dan Fasilitas Puskesmas 
Dari 13 Puskesmas tersebut, 2 diantaranya adalah Puskesmas Rawat Inap, yaitu Puskesmas Lasolo dan Puskesmas Sawa. Kondisi fisik bangunan rata-rata dalam kondisi baik, beberapa diantaranya sedang dalam perbaikan. Fasilitas air bersih berasal dari sumur bor, perpipaan dan air gunung. Untuk penerangang, rata-rata menggunakan listrik dari PLN dan ada juga yang masih menggunakan mesin genzet dan fasilitas listrik desa. Fasilitas MCK tersedia akan tetapi kebersihannya belum terjaga. Begitupun juga diruang UGD dan persalinan serta ruang tunggu pasien. Masing-masing Puskesmas memiliki 1 unit mobil ambulance, perumahan paramedis dan kendaraan roda dua bagi tenaga bidan.

Kondisi Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan hasil survey dan data penyakit di masing-masing Puskesmas, mayoritas warga di Konawe Utara menderita gangguan pernafasan atau ISPA. Hal ini diakibatkan oleh maraknya aktivitas pertambangan, penggunaan pestisida pada perkebunan sawit dan cuaca ekstrim yang juga berkontribusi pada gangguan pernafasan. Urutan kedua penyakit yang sering diderita warga yaitu reumatik, gastritis atau tukak lambung. 

Tenaga Medis Puskesmas
Rata-rata Puskesmas di Kabupaten Konawe Utara masih kekurangan tenaga medis, utamanya tenaga dokter, bidan dan perawat. Berikut data jumlah tenaga medis di 13 Puskesmas Kabupaten Konawe Utara berdasarkan profil Puskesmas Tahun 2014.
Puskesmas
Dokter Umum
Dokter Gigi
SKM
Perawat
Perawat Gigi
Tenaga Sanitasi
Tenaga Gizi
Tenaga Farmasi
Tenaga Bidan
Analis Lab
Jumlah
Matandahi
2
1
5
6
1
1
1
1
19
1
38
Sawa
2
1
9
5
-
1
1
2
13
1
35
Lembo











Wawolesea
1
1
8
5
1
1
1
-
12
-
30
Lasolo
1
2
7
9
-
1
2
3
8
1
34
Molawe
1
1
10
7
1
1
3
1
7
1
33
Tapunggaya
1
-
7
7
-
1
1
1
13
-
31
Andowia











Asera
1
1
7
4
-
1
1
1
17
2
35
Landawe
1
-
3
14
-
1
1
1
16
1
38
Hialu
1
-
3
7
-
1
1
-
13
-
23
Lamparinga
-
-
3
7
-
-
1
-
10
1
22
Langgikima
1
-
2
2
-
1
1
-
8
-
15
Total Tenaga Medis
12
7
64
73
3
10
14
10
136
8
334

Masalah-masalah
Permasalahan utama yang sering dihadapi oleh Puskesmas baik secara internal maupun dalam proses pelayanan kesehatan serta hubungan dengan masyarakat yaitu : Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berobat dan memeriksakan kesehatan di Puskesmas maupun fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Rendahnya partisipasi dan peran serta dari berbagai pihak seperti tokoh masyakat, aparat desa, dukun dalam mendorong warga untuk memanfaatkan tenaga dan fasilitas kesehatan milik pemerintah.

Selain itu, Puskesmas juga menghadapi masalah dalam hal pelayanan kepada masyarakat, seperti kurangnya peralatan dan fasilitas Puskesmas (ruang perawatan, komputer dan ambulance). Jumlah tenaga medis yang minim dengan kapasitas yang belum memadai juga menjadi persoalan yang serius. Persoalan lain yang kerap kali dikeluhkan oleh masyarakat dan tenaga medis yaitu jarak antara Puskesmas dan pemukiman warga yang jauh dan transportasi umum yang tidak tersedia.



Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB)
Kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Konawe Utara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan sangat minim, pada tahun 2012, AKI sebanyak 3 kasus yaitu Puskesmas Matandahi 1 kasus, Puskesmas Sawa 1 kasus dan Puskesmas Andowia 1 kasus. Sedangkan AKB pada tahun 2012 sebanyak 33 kasus, dengan urutan pertama terjadi di Puskesmas Lasolo 9 kasus, Puskesmas Lembo 5 kasus dan Puskesmas Asera 4 kasus. Pada tahun 2013, AKI mengalami penurunan, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, jumlah AKI hanya 1 kasus dan untuk AKB juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 22 kasus, urutan pertama terjadi Puskesmas Andowia sebanyak 5 kasus dan urutan kedua Puskesmas Wawolesea sebanyak 4 kasus.

Profil Pendidikan Kabupaten Konawe Utara


Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil survey Tim di lapangan, kondisi sarana dan prasarana sekolah utamanya SD dan SMP cukup baik, rata-rata bangunan sekolah masih tampak baru, akan tetapi masih ada kekurangan pada fasilitas pendukung gedung sekolah seperti MCK yang belum layak pakai, perpustakaan, laboratorium IPA dan bahasa serta ketersediaan ruang kepala sekolah dan guru. Di beberapa kecamatan masih ada SD dan SMP yang satu atap seperti SMPN Satap Wiwirano, SMPN Satap Tetewatu dan SMPN Satap Landawe, SMPN Satap Hialu, masing-masing terletak di Kecamatan Wiwirano dan Kecamatan Oheo. 

Gu      Tenaga Pengajar
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe Utara, jumlah guru sekolah di Kabupaten Konawe Utara masih sangat minim, terutama daerah pedalaman dan perbatasan. Selain itu, kapasitas guru dan tenaga pengajar menurut Dinas Pendidikan masih kurang, sebagian besar belum mengikuti sertifikasi guru. Bahkan dibeberapa sekolah dasar masih menggunakan tenaga pengajar tamatan SMA untuk membantu proses belajar mengajar. 

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/SMP
NO
NAMA KECAMATAN
SD/MI/PAKET A
SMP/MTS/PAKET B
JML SISWA USIA 7-12 THN BERSEKOLAH DI SD/MI
JML PENDUDUK USIA 7 - 12 TH
APM
JML SISWA USIA 13-15 THN BERSEKOLAH DI SMP/MTS
JML PENDUDUK USIA 13 - 15 TH
APM
L
P
TOT
L
P
TOT
L
P
TOT
L
P
TOT
1
WIWIRANO
635
654
1289
758
639
1397
92,27
211
225
436
281
229
510
85,49
2
LANGGIKIMA
343
324
667
384
337
721
92,51
96
109
205
112
131
243
84,36
3
OHEO
308
324
632
314
362
676
93,49
132
149
281
196
189
385
72,99
4
ANDOWIA
475
473
948
480
532
1012
93,68
210
172
382
224
234
458
83,41
5
ASERA
598
534
1132
616
590
1206
93,86
184
177
361
216
224
440
82,05
6
MOLAWE
489
473
962
526
512
1038
92,68
201
181
382
237
229
466
81,97
7
LASOLO
986
1012
1998
1092
1038
2130
93,80
311
315
626
360
397
757
82,69
8
LEMBO
337
319
656
363
349
712
92,13
109
128
237
141
144
285
83,16
9
SAWA
328
298
626
315
362
677
92,47
81
90
171
109
102
211
81,04
10
MOTUI
312
319
631
318
375
693
91,05
85
91
176
103
115
218
80,73

JUMLAH
4811
4730
9541
5166
5096
10262
92,97
1620
1637
3257
1979
1994
3973
81,98
Sum          Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe Utara






 
  • BASICS PROJECT NORTH SULAWESI © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes