Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Melalui Pelatihan PONED


Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Dr. Maxi R. Rondonuwu, DSHM membuka Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang dilaksanakan di Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Pelatihan ini melibatkan dokter, bidan dan perawat dari 12 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu kab. Minahasa Utara, Kab. Kepulauan Sangihe dan Kab. Kepulauan Sitaro.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan pelatihan, Dr. Maxi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak, khususnya angka kematian ibu di Sulawesi Utara yang selama 5 tahun terakhir tidak menunjukkan penurunan yang berarti bahkan cenderung statis. Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang menjadi menetapkan Angka Kematian Ibu sebesar 102/100.00 kelahiran hidup. Sampai saat ini, Provinsi Sulawesi Utara masih berada jauh dari target yang ditetapkan tersebut. Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu pendarahan, infeksi, eklampsia (darah tinggi), persalinan lama dan abortus. Di samping itu juga  dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan peran perempuan, serta minimnya transportasi untuk rujukan kasus, khususnya di daerah terpencil dan kepulauan.

Oleh karena itu, menurut Beliau dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium untuk menurunkan Angka Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Utara, perlu dilakukan pemantapan kualitas pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas, khususnya dokter, bidan dan perawat, yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerahnya. Salah satu upaya tersebut adalah melalui Pelatihan PONED dan pembentukan Tim PONED serta Puskesmas PONED di setiap Kabupaten/Kota. Puskesmas PONED merupakan fasilitas rujukan untuk kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri (kebidanan) dan neonatal (bayi baru lahir) untuk tingkat Kabupaten/Kota sebelum dilakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih besar dan lebih lengkap peralatannya.

Beliau berharap dengan adanya pelatihan ini, baik teori maupun praktek lewat magang di RSUD Prof. R.D Kandou, diharapkan Tim PONED Puskesmas dapat melakukan pencegahan komplikasi secara dini dan siap siaga menangani kasus-kasus komplikasi kebidanan sesuai standar. Dengan demikian diharapkan angka kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan bisa diturunkan selain juga meningkatkan cakupan penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal berdasarkan Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan. 

Pelatihan yang didanai melalui bantuan Project BASICS ini berlangsung selama 8 hari dari tanggal 27 Agustus sampai 3 September 2012 dan terdiri dari 2 tahap: perkuliahan dalam kelas dan  magang di RSUD Prof. R.D Kandou, Manado. Pelatihan ini juga melibatkan narasumber tim dokter spesialis kebidanan dan spesialis anak terlatih dari Jaringan Nasional Pelatihan Klinik (JNPK) dan Pusat Pelatihan Klinik Sekuder (P2KS) Provinsi Sulawesi Utara yang diketuai dr. Jefferson Rompas, SpOG (K). Sebagian besar peserta menyatakan bangga bisa mengikuti pelatihan dimana semua pelatihnya adalah dokter spesialis.

Pelatihan ini memang dirasakan singkat karena idealnya Pelatihan PONED mensyaratkan 120 jam pelajaran yang terdiri dari teori dan magang yang biasanya menghabiskan waktu 2 minggu. Tetapi mengingat peserta dari Puskesmas daerah kepulauan tidak bisa berada terlalu lama di luar wilayah kerjanya (mengingat keterbatasan tenaga dokter, perawat dan bidan) sehingga pelatihan dipadatkan menjadi 8 hari tanpa mengurangi materi standar berdasarkan Panduan Pelatihan PONED yang ditetapkan JNPK sebagai lembaga yang terakreditasi untuk memberikan pelatihan klinik.

Peserta Pelatihan PONED merupakan sebuah tim unit kerja Puskesmas PONED yang terdiri dari dokter umum, bidan dan perawat dengan kriteria :  1) pegawai negeri sipil;  2) masih bekerja aktif di puskesmas; 3) untuk perawat dan bidan diharapkan masih bekerja aktif di ruang bersalin atau pelayanan KIA; 4) direkomendasikan oleh atasan langsung; 5) tidak dipindahtugaskan dalam waktu minimal 5 tahun setelah pelatihan; 6) bersedia mengikuti proses pelatihan sampai selesai; 7) bersedia ditugaskan sebagai Tim PONED dan mengembangkan sistem kaderisasi untuk Tim PONED berikutnya.

Secara umum, pelatihan dengan jadwal yang cukup padat ini berjalan dengan sangat baik. Dari hasil kuesioner yang diberikan pada awal dan tengah pelatihan, peserta mampu meningkatkan pengetahuannya mengenai standar pelayanan PONED dari nilai awal 56 menjadi 85 sebelum pelaksanaan magang.  Dari hasil evaluasi pelatihan, sebagian peserta menginginkan pelatihan tambahan untuk beberapa topik tertentu  seperti penanganan pre-eklampsia/eklampsia, persalinan sungsang, ketuban pecah dini, dan asfiksia pada bayi baru lahir yang merupakan kasus-kasus yang paling banyak ditemukan di Puskesmas.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara pada kesempatan pelatihan ini sudah melakukan pemetaan ketersediaan peralatan PONED di Puskesmas untuk menunjang pelaksanaan tugas Tim PONED.  Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini akan diadakan evaluasi paska pelatihan untuk memantau kemajuan peserta dalam penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal di Puskesmas masing-masing.  Tim PONED merupakan bagian integral dari program KIA yang ada di Puskesmas.




0 komentar:

Posting Komentar

 
  • BASICS PROJECT NORTH SULAWESI © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes