Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas masih menjadi penyebab terbesar kasus kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara. Selain penanganan komplikasi kebidanan yang terlambat, kematian ibu sering kali juga diakibatkan oleh kegagalan dalam mengenali dan menangani keadaan gawat darurat pada saat hamil, melahirkan dan setelah melahirkan. Saat ini Bidan merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan dan bayi yang baru lahir. Hal ini karena bidan bekerja bukan saja di rumah sakit dan puskesmas, tetapi juga langsung berada ditengah-tengah masyarakat dan berada di garis depan pelayanan. Dalam memberikan pelayanan sering kali bidan menghadapi keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Oleh karena itu penting sekali agar bidan mampu mengenali keadaan darurat yang dihadapinya dan memberikan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian ibu dan bayinya.Untuk menjawab permasalahan yang sering muncul terkait dengan penanganan komplikasi kebidanan (obstetri dan neonatus), Dinas Kesehatan Kota Bitung menyelenggarakan Pelatihan Obstetri Neonatal dan Esensial Dasar untuk tenaga medis dan paramedis. Pelatihan tersebut dilaksanakan di Auditorium PT Pelni Bitung dalam 2 gelombang dan diikuti oleh 97 peserta termasuk beberapa bidan dari klinik swasta yang ada di Kota Bitung. Gelombang pertama pelatihan dilaksanakan pada bulan April dan gelombang kedua pada pertengahan Mei 2012. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan ketrampilan peserta dalam menangani kondisi kegawatdaruratan yang terjadi pada saat persalinan, termasuk mengenali tanda-tanda maupun penangangan persalinan termasuk neonatus.
Narasumber utama yang
diundang, Dr. Sandra SpOg dan Dr. Feiby Julianto, merupakan dokter profesional
yang berpengalaman dalam penanganan persalinan maupun perawatan bayi pasca
persalinan. Narasumber yang lain berasal dari lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Bitung termasuk, Dr Vonny Th M Dumingan MKes, Dr Tomy Sumampouw dan Dr Zulian
Muslim, MKes. Materi yang disampaikan telah disesuaikan dengan kebutuhan
peserta dan semua narasumber cukup menguasai materi yang dibawakan.
Hal ini
juga diakui oleh beberapa peserta maupun perwakilan organisasi masyarakat sipil
(OMS) yang hadir, sehingga pelatihan ini dari sisi substansi materi dinilai
cukup berkualitas. Selain itu peserta juga diberikan kesempatan untuk melihat
secara langsung praktek penangan persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
dan Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) di Kota Bitung sehinga memberikan pula
nilai tambah tersendiri terhadap pengalaman belajar mereka. Walaupun demikian
beberapa peserta dan narasumber menyampaikan bahwa jumlah jam pelatihan perlu
untuk diperbanyak, dengan pertimbangan bahwa materi yang disampaikan cukup luas
cakupannya bahkan beberapa materi harus dipersingkat. Hal ini memang bekaitan
dengan anggaran dan sumber daya yang tersedia tetapai untuk mengantisipasinya,
narasumber telah menyarankan kepada peserta agar selalu tetap berkomunikasi
dengan mereka setelah pelatihan. Jika ada hal-hal yang ingin didiskusikan
narasumber akan siap untuk berkomunikasi bahkan melalui telepon seluler seperti
yang disampaikan oleh Dr. Sandra, “Telpon
Saya selalu online 24 jam setiap hari, sehingga jangan ragu-ragu untuk
menelepon Saya”.
Sasaran akhir dari
kegiatan ini adalah untuk mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan serta Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs). Seperti yang
disampaikan oleh Dr Tommy dan Dr Zulfian dalam pelatihan tersebut, Kota Bitung
secara umum telah dapat memenuhi
sebagian besar indikator SPM dan MDGs terkait kesehatan,tetapi ada beberapa
indikator yang menunjukkan trend menurun (walaupun kecil) dalam beberapa tahun
terkahir ini, sekalipun angkanya masih lebih baik dari angka rata-rata
nasional. Selain itu Kota Bitung adalah daerah urban dengan jumlah perpindahan
penduduk yang cukup tinggi, sehingga akan sering dijumpai kasus-kasus emergensi
tidak pernah terdeteksi saat kehamilan melalui kunjungan K1 – K4, misalnya ibu
hamil yang saat hamil berdomisili di daerah lain tapi kemudian pindah ke Bitung
ketika akan bersalin.
Pada akhir kegiatan,
sebagian besar peserta menyatakan bahwa mereka memperoleh banyak manfaat dari
pelatihan, karena selain menyegarkan pengetahuan yang pernah diperoleh
sebelumnya, mereka juga diperkenalkan pada metode-metode penanganan komplikasi
yang relatif baru. Sesungguhnya sebagian besar tugas pokok di puskesmas adalah
berkaitan dengan upaya Promotif dan Preventif sehingga narasumber selalu
menyarankan agar peserta bisa lebih melakukan tugasnya dengan lebih baik.
Sesudah mengikuti pelatihan ini diharapkan para pesertaakan makin terampil
dalam menolong persalinan terutama pada situasi-situasi darurat. Dengan demikian, diharapkan kasus kematian ibu melahirkan dan bayi akan menurun jumlahnya. Hal ini merupakan salah satu indikator pelayanan kesehatan yang tercantum dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).
0 komentar:
Posting Komentar