Di tahun 2012, BASICS Project melalui mekanisme program BRI memberi
dukungan kepada Dinas Dikpora Kabupaten Minahasa dalam upayanya mempercepat
beberapa capaian target SPM dan MDGs Pendidikan dalam periode tahun 2011-2013
seperti peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM). Mengingat cakupan APM SMP di beberapa
kecamatan seperti Langowan Selatan, Lembean Timur, Kombi, Tondano Barat,
Tondano Selatan, dan Tombariri relatif masih rendah maka pemerintah kabupaten
Minahasa membangun sekolah di wilayah-wilayah tersebut, dengan harapan makin banyak penduduk usia SMP
yang akan bersekolah di tempat tinggalnya. Jadi dalam meningkatkan pelayanan
akses pendidikan dasar tersebut telah terwujud dengan adanya pembangunan
sekolah satu atap (SATAP) yaitu membangun SMP di lokasi SD di Kecamatan
Langowan Selatan, Lembean Timur, Kombi, Tondano Barat, Tondano Selatan, dan
Tombariri. Dengan demikian lahirlah sekolah baru, yaitu SMP SATAP.
Namun kebijakan ini belum sepenuhnya diikuti oleh program penunjang
lainnya, seperti pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik. Akibatnya menimbulkan
masalah baru lainnya, yaitu terjadi kekurangan tenaga pendidik (guru). Hampir semua sekolah di SMP SATAP masih
kekurangan guru. Upaya yang ditempuh selama ini antara lain adalah 1)
menganjurkan kepada guru-guru SMP dari kecamatan lainnya yang kebetulan
kekurangan jam mengajar agar menambah jam pelajaran di sekolah-sekolah yang
kekurangan guru seperti di SATAP dan 2) memutasikan guru dari sekolah yang
dipandang kelebihan guru. Namun kedua langkah ini belum dapat menjawab masalah
yang dihadapi karena tidak bertahan lama dengan alasan jarak yang terlalu jauh
serta alasan lainnya.
Alternatif lainnya yang diharapkan dapat mengatasi masalah di atas
yaitu dengan merekrut beberapa guru SD di sekitarnya dalam kecamatan tersebut
untuk dapat mengajar di SMP SATAP. Namun, guru-guru SD yang bersedia mengajar
di SMP nantinya perlu ditingkatkan lebih dahulu kompetensinya sesuai dengan
tuntutan kompetensi guru mata pelajaran. Untuk dapat mewujudkan alternatif tersebut
maka diperlukan langkah-langkah konkrit yaitu 1) mengadakan pelatihan
pendalaman materi pelajaran dari dalam bentuk pelatihan terbimbing atau disebut
juga Workshop On the Job Training,
dimana pelatihan dilakukan dalam bentuk magang dan disertai dengan monitoring
dan evaluasi secara kontinue dalam kurun waktu tertentu.
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal
24-26 Juli 2012, dengan dihadiri peserta sebanyak 24 orang guru SD yang terdiri
dari 16 perempuan dan 8 laki-laki. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan
workshop, para guru SD akan melakukan magang di SMP SATAP yang terdapat di
wilayah kecamatan dimana mereka berasal. Dalam proses berikutnya, para guru ini
akan memperoleh SK penugasan magang dari Dinas Dikpora kabupaten Minahasa
selama 2 bulan menjadi guru mata pelajaran di SMP SATAP. Setelah selesai
magang, diharapkan para guru ini akan menjadi bagian dari SMP SATAP sebagai
guru mata pelajaran, dan dengan demikian proses belajar mengajar akan berjalan
dengan baik karena telah tersedia guru sesuai kebutuhan, sehingga animo dan
partisipasi menyekolahkan anak di sekolah tersebut meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar