Sepanjang tahun 2012, BASICS Project
melalui program Basics Responsive Initiative (BRI) membantu Dinas Kesehatan
Kab. Kepulauan Sangihe dalam Kegiatan Promosi Kesehatan Sayang Ibu melalui
media yang dianggap efektif untuk masyarakat di daerah kepulauan.
1.
Dialog Interaktif dan Iklan Layanan
Masyarakat di RRI Tahuna
Radio menjadi media yang efektif dalam
promosi kesehatan di Kab. Kepl. Sangihe karena dimiliki oleh hampir semua rumah
tangga dan masyarakat Sangihe mempunyai kebiasaan mendengarkan radio setiap
pagi dan malam. Dengan alasan itulah, Dinas Kesehatan Sangihe melalui dana
hibah dari BASICS Project mengajak kerjasama RRI Tahuna untuk melakukan upaya
promosi kesehatan ibu dan anak melalui Dialog Interaktif setiap 2 minggu sekali
pada jam 08.30 – 09.30 Wita dan penyiaran Iklan Layanan Masyarakat yang
mengangkat tema : 1. Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan; 2. Tanda-tanda Bahaya
pada Masa Kehamilan; 3. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Dialog
Interaktif melibatkan dokter umum, dokter spesialis kandungan, dan dokter
spesialis anak yang membawakan topik-topik seputar KIA. Dialog interaktif ini
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkonsultasi langsung dengan
dokter mengenai berbagai masalah kesehatan, khususnya terkait kesehatan ibu dan
anak. Melihat segment pendengar RRI Tahuna, Dialog Interaktif ini bisa
didengar oleh seluruh lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan,
serta ibu hamil, pasangan ibu hamil dan keluarga ibu hamil sehingga pesan-pesan
yang disampaikan bisa menyebar lebih luas.
2. Kalender Ibu dan Anak tahun 2012
Dinas
Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe melalui tenaga kesehatan yang tersebar di Puskesmas
sampai ke desa-desa selalu membagikan Buku Kesehatan Ibu Anak (Buku KIA) secara
gratis kepada setiap ibu hamil. Akan tetapi dari pengalaman di lapangan
ternyata para ibu hamil tidak terlalu suka membaca sehingga informasi penting
yang ada di buku KIA tidak bisa tersampaikan dengan baik selain juga di
beberapa daerah pedalaman dan pulau-pulau masih ada yang tidak bisa membaca.
Untuk mengatasi hal tersebut, muncullah gagasan untuk memindahkan semua
informasi yang ada pada buku KIA dipindahkan ke dalam media lain yang lebih
efektif yaitu dalam bentuk kalender. Kalender dianggap sebagai media promosi
KIA yang lebih efektif karena bisa dipasang dimana saja di dalam rumah selama
setahun penuh dan akan selalu dilihat, tidak hanya oleh ibu hamil tetapi juga
oleh suaminya dan anggota keluarga yang lain. Untuk membuatnya menjadi menarik,
informasi dalam kalender KIA diberikan dalam bentuk gambar-gambar dengan
sedikit penjelasan. Hal ini membuat tampilannya menjadi menarik dan tidak
membosankan. Selain di rumah ibu hamil,
kalender KIA ini juga dipasang di setiap unit kesehatan mulai dari Puskesmas,
Pustus, Poskesdes dan digunakan oleh kader sebagai media penyuluhan pada saat
Posyandu. Seorang bidan dari Puskesmas Enemawira, Kecamatan Tabukan Utara menyatakan, "Kalender KIA ini kami pasang di Puskesmas dan sangat bermanfaat sekali karena bisa kami jadikan alat untuk melakukan penyuluhan setiap ada ibu hamil yang datang untuk periksa atau saat ada posyandu."
3. Musik dan Lagu Sayang Ibu
Musik
merupakan salah satu media yang juga terbukti efektif dalam menyebarkan
pesan-pesan tertentu pada masyarakat, salah satunya adalah pesan-pesan
kesehatan. Denganmenggunakan media musik dan lagu, khususnya jenis lagu
tradisional yang disebut masamper. Dinas
Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe mengubah lagu yang sudah umum diketahui oleh sebagian
besar masyarakat kepulauan Sangihe menjadi lagu Sayang Ibu. Lagu Sayang Ibu ini liriknya mengandung ajakan
kepada ibu hamil untuk rajin periksa kesehatan minimal 4 kali, pesan untuk
menjaga kesehatan, ajakan untuk rajin ke Posyandu untuk ditimbang, diukur
tekanan darah, mendapatkan tablet Fe dan suntikan anti tetanus. Lagu dengan
irama masamper ini juga mengajak seluruh anggota keluarga untuk bersama-sama
menjaga ibu hamil agar ibu bisa melahirkan dengan selamat dan bayi sehat. Lagu Sayang Ibu ini selain diajarkan kepada
petugas kesehatan dan kader Posyandu, juga disosialisasikan melalui RRI Tahuna
sehingga bisa didengar oleh masyarakat luas. Seorang kader Posyandu dari desa Hesang, kecamatan Tamako mengungkapkan, "Saya belajar lagu Sayang Ibu waktu ada pelatihan kader BKB di Tahuna, sekarang kami di desa Hesang sudah ada kelompok BKB dan saya ajarkan lagu ini untuk ibu-ibu di kelompok kami."
Beberapa kegiatan promosi kesehatan di atas adalah bagian dari upaya
intensif yang dilakukan Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe bersama BASICS untuk menurunkan kasus kematian ibu di Kab. Kepl. Sangihe. Pada tahun 2011 terdapat 10 kasus kematian ibu di Kab. Kepl. Sangihe. Angka ini merupakan nomor
dua tertinggi di Propinsi Sulwesi Utara. Sampai dengan bulan Juli 2012 ada 2
kasus kematian ibu, cukup menurun dibandingkan dengan situasi pada bulan Juli
tahun 2011 dengan 7 kasus kematian ibu.
Seperti diinstruksikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kepulauan
Sangihe, dr. Hanny Tandaju, setiap Puskesmas harus mempunyai strategi untuk
menurunkan kasus kematian ibu sehingga diharapkan sampai dengan akhir tahun 2012,
kasus kematian ibu di Kab. Kepl. Sangihe bisa benar-benar diturunkan dari tahun
sebelumnya dan dipertahankan tetap rendah di tahun-tahun mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar