UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional mengatur bahwa masyarakat memiliki peluang untuk berpartisipasi aktif
dalam proses penyusunan rencana pembangunan di daerah. Namun, peluang-peluang
tersebut dalam banyak kasus masih belum digunakan secara optimal baik oleh
aparat pemerintah maupun dari masyarakat atau organisasi masyarakat
sipil yang ada.
Berangkat dari situasi seperti ini, pada bulan Maret 2011 BASICS mencoba memfasilitasi proses kajian anggaran pelayanan publik
dengan melibatkan forum masyarakat sipil di kabupaten kepulauan Sangihe. Proses
kajian anggaran ini diawali dengan pelatihan analisa anggaran pelayanan dasar
berbasis SPM/MDGs dan responsive gender. Sebagai
tindak lanjut dari pelatihan tersebut telah terbentuk Tim Kajian Anggaran yang
akan melakukan analisa terhadap dokumen perencanaan dan pengangaran daerah dan
kemudian membuat rekomendasi kepada Pemda dan DPRD untuk perbaikan perencanaan
dan penganggaran di tahun yang akan datang.
Tim kajian anggaran berjumlah 8 orang yang berasal dari beberapa
organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Formasi (Forum Masyarakat
Sipil Sangihe). Tugas tim kajian adalah
melakukan analisa
terhadap dokumen perencanaan dan penganggaran Kab. Kep. Sangihe tahun 2010 – 2011 dan
menyusun laporan yang berisi hasil
analisa dan rekomendasi kepada pihak eksekutif dan legislatif. Analisa terhadap dokumen perencanaan dan penganggaran daerah dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian dengan target MDGs dan SPM bidang
pendidikan dan kesehatan. Hasil laporan tim kajian anggaran kemudian akan menjadi bahan diskusi
multipihak bersama dengan eksekutif dan legislatif.
Proses kajian anggaran dilakukan dalam beberapa tahapan : 1) mengumpulkan dokumen yang terdiri dari : data
capaian kinerja pendidikan dan kesehatan tahun, dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah tahun 2010 dan 2011 (RKPD, KUA, PPAS, RKA, DPA, ABPD) ; 3)
membaca dan menganalisa dokumen; 4) menuliskan hasil kajian; 5) mendiskusikan
hasil kajian kepada pihak eksekutif dan legislatif (dalam hal ini Tim Anggaran
Daerah dan Badan Anggaran DPRD); 6)
mensosialisasikan hasil kajian kepada masyarakat sipil lainnya.
Beberapa hambatan dialami oleh Tim Kajiang Anggaran selama berproses
melakukan kajian anggaran, antara lain : 1) kegiatan ini merupakan hal yang
baru pertama kali dilakukan sehingga anggota tim kajian harus bekerja keras untuk
mempelajari berbagai hal yang berkaitan proses perencanaan dan penganggaran
yang baik serta peraturan perundang-undangan yang terkait; 2) kesulitan untuk mendapatkan data capain
kinerja pendidikan dan kesehatan karena data yang ada tidak selalu lengkap; 3)
kesulitan untuk mengakses dokumen penganggaran SKPD (RKA dan DPA) karena
dokumen tersebut masih dianggap sebagai ‘rahasia dapur” SKPD terkait yang tidak
bisa diakses oleh publik.
Selain dari beberapa hambatan tersebut, Tim Kajian juga mencatat dukungan
yang sangat baik, khususnya dari Bappeda dalam menyediakan dokumen-dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah (RPJMD, RKPD, KUA, PPAS, APBD). Pihak Bappeda juga terbuka untuk melakukan
diskusi yang berkaitan dengan proses perencanaan dan penganggaran daerah.
Kerjasama yang baik juga ditunjukkan Dinas Kesehatan dan Dinas Dikpora dalam
menyediakan data capaian SPM pendidikan dan kesehatan, meskipun belum semuanya
lengkap dan tervalidasi.
Dengan segala keterbatasan yang ada, laporan hasil kajian anggaran
pelayanan pendidikan dan kesehatan tahun 2010 dan 2011 disampaikan kepada pihak
eksekutif yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kab. Kepl. Sangihe pada bulan
April 2011. Ketika menerima laporan kajian anggaran tersebut, Sekda
mengungkapkan apresiasianya atas inisiatif yang sudah dilakukan oleh Formasi
dengan dukungan BASICS mengingat hal ini baru pertama kali terjadi dan beliau
menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah awal bagi Pemda untuk bekerjasama
dalam nuansa keterbukaan yang konstruktif dan menghilangkan anggapan yang
selama ini bahwa OMS selalu berseberangan dengan eksekutif. Dalam kesempatan
tersebut, Sekda juga berjanji untuk memfasilitasi pertemuan antara Tim Kajian
Anggaran Formasi dengan Tim Anggaran Pemda dan Badan Anggaran DPRD untuk mendiskusikan
hasil kajian anggaran. Kedepannya diharapkan kolaborasi seperti ini akan terus
berlanjut dengan melibatkan lebih banyak SKPD dan organisasi masyarakat sipil
lainnya.
Bagi anggota Tim Kajian Anggaran sendiri, proses yang mereka jalani selama
kurang lebih dua minggu tersebut memberikan pengalaman yang berharga, seperti
yang dikatakan oleh beberapa orang anggota Tim Kajian :
“Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam memberikan masukan kepada eksekutif dan legislatif terutama dalam penyusunan anggaran sektor kesehatan dan pendidikan untuk lebih memprioritaskan pencapaian target MDGs. Hasil kajian ini perlu menjadi bahan diskusi antara OMS dengan eksekutif dan legislatif.”“Kegiatan ini sangat membuka wawasan terkait materi (perencanaan dan penganggaran daerah) dalam rangka pengawasan sebagai masyarakat. Hasil kajian perlu dikomunikasikan kepada semua pemangku kepentingan.”“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat kabupaten Sangihe khususnya dalam bidang kesehatan dan pendidikan dan menambah wawasan serta mengubah pola pikir khususnya peserta yang mengikuti kegiatan ini sehingga lebih maju dan meningkat dari sebelumnya.”
Ke depannya BASICS berharap Forum Masyarakat Sipil Sangihe dapat
berperan lebih aktif dalam melakukan fungsi pengawasan publik dan memberikan
masukan-masukan yang konstruktif bagi Pemda dan DPRD dalam proses perencanaan
dan penganggaran daerah, khususnya yang terkait dengan pelayanan publik.
0 komentar:
Posting Komentar